
Para guru menyatakan bahwa siswanya terlihat bosan dan pasif saat dibacakan cerita tersebut, namun saat diselidiki ternyata ditemukan bahwa cerita Cinderella sudah sangat sering didengar oleh mereka dengan alur cerita yang berbeda-beda.

Rixon (1991) menyatakan ketidaksetujuannya saat para guru 150ģ menyebutkan bahwa cerita Cinderella tidak cocok bagi pembelajaran anak-anak. CERITA YANG DIGUNAKAN Tidak semua cerita dapat dipakai untuk mengajarkan bahasa asing. Jarang sekali ada bahan ajar yang bisa mengeksplorasi kemampuan berbahasa selengkap cerita. Semua aktivitas ini memperlancar kemampuan berbahasa siswa, dan mereka akan melakukannya dengan sungguh-sunguh karena mereka terlibat dengan dan memperhatikan penuh isi cerita, bukan pada bentukbentuk gramatika atau pola-pola kalimatnya. Kemudian, untuk aktivitas follow-upnya, siswa diminta menulis sebagian isi cerita atau dialog antar pelakunya, siswa terlibat dalam aktivitas menulis. Kemudian, ketika guru meminta anak membacakan ulang isi cerita, aktivitas membaca memegang peranan penting disini. Ketika guru bertanya tentang isi cerita atau siswa meminta klarifikasi, maka siswa terlibat dalam aktivitas menyimak dan berbicara sekaligus.

Ketika guru membacakan cerita tersebut untuk pertama kali, siswa terlibat dalam aktivitas menyimak. Cerita menjadi wadah yang baik untuk memfasilitasi 4 kemampuan berbahasa (menyimak, membaca, menulis dan berbicara) agar terlatih dengan baik. Dan motivasi sangatlah berharga dalam konteks pembelajaran. Perbedaan ini sangatlah signifikan, karena ingin menunjukkan motivasi. Dengan kata lain, siswa mendengarkan cerita karena mereka memang menginginkannya, bukan karena dipaksa.

Ketika cerita dibacakan atau diperdengarkan, anak menyimak dengan tujuan, misal, mereka ingin mengetahui apa yang terjadi 149Ģ pada siapa. Jadi, dengan memberikan cerita, guru memberi kesempatan pada anak untuk benar-benar menggunakan bahasa yang sebenarnya. Cerita tidak ditulis sengaja untuk penggunaan bahasa, melainkan memang ditulis secara asli untuk menggambarkan satu situasi secara alamiah.

Cerita, terutama yang bermuatan tradisional adalah teks yang otentik. Berikut beberapa alasan lain yang dikemukakan oleh beberapa ahli bahasa seperti Brewster, Rixon, Halliwel, Pedersen, Stockdale dll): a. ALASAN MENGGUNAKAN CERITA Bahwa anak menyukai cerita bukanlah satu-satunya alasan mengapa guru perlu menggunakan teknik bercerita dalam mengajarkan bahasa Inggris di kelas. Berikut disajikan ide tentang penyampaian bahan ajar melalui bentuk literatur yang disukai anak yaitu cerita. Guru harus memilih bahan ajar yang bisa meningkatkan perilaku positif siswa dalam belajar bahasa kedua (Halliwell, 1992:11). 1 6 MENGAJAR MELALUI CERITA B ahasan tentang bahan ajar sudah disajikan di BAB 3.
